Minggu, 08 Des 2024

Guru bukan Pemeran Utama

Guru bukan Pemeran Utama

Kebijakan Kemendikbud untuk mengaplikasikan pembelajaran abad dua satu sudah diterapkan pelan pelan. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, pembelajaran bukan lagi terpusat pada gurunya. Akan tetapi pembelajaran terpusat pada siswa.

ATCS (assesment and teaching for 21st century skills) menyimpulkan bahwa ada empat hal pokok yang berkaitan dengan kecakapan abad 21 yaitu kemampuan berpikir, kemampuan bekerja, alat kerja dan kecakapan hidup.

Kemampuan berpikir terdiri atas kreativitas, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan belajar. Kemampuan bekerja mencakup komunikasi dan kolaborasi. Alat untuk bekerja mencakup teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan literasi informasi. Sedangkan kecakapan hidup mencakup kewarganegaraan, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.

Untuk itulah dalam setiap proses pembelajaran, siswa diarahkan untuk melatih keterampilannya dalam 4 hal, yaitu:
1. Critical thinking and problem solving
2. Creativity and inovation,
3. Communication
4. Colaboration.

Karena itu, sebagai guru, kita bukan lagi pemeran utama di dalam suatu proses pembelajaran. Di sini, potensi siswa yang akan dikembangkan. Siswa dituntut aktif dalam segala kegiatan, baik praktikum, diskusi atau pun kegiatan praktik lapangan. Tetapi guru pun tak lantas melepas tangan dalam proses belajar itu. Sebab peranan guru tetap ada dalam mengontrol, membimbing, memotivasi dan mengarahkan. Jadi di sini guru berfungsi sebagai fasilitator.

Kalau bukan guru, maka siapakah yang akan menjadi pemeran utamanya? Tentu siswa lah yang akan menjadi pemeran utama dalam setiap pembelajaran. Siswa dituntut aktif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Harapannya, dengan aktifnya siswa, maka pembelajaran tak akan membosankan. Akhirnya siswa bisa mengatakan good bye pada ngantuk, suntuk dan kikuk. Sebab mereka difokuskan untuk melakukan kegiatan. Dan harapan guru, keterampilan siswa tersalurkan.

Apa saja yang dapat siswa kerjakan?

Banyak hal yang dapat siswa kerjakan selama proses pembelajaran. Membaca, menulis, diskusi, mengidentifikasi, observasi, membuat hipotesis, mengujinya melalui praktikum laboratorium atau pun praktik lapang, mengumpulkan data, membuat karya inovatif, bercerita, mendengarkan dan lain sebagainya. Namun semua itu difokuskan pada 4 hal tadi.

Harus ada faktor pemicunya agar 4 hal tadi dapat terlaksana. Guru dapat memberikan tugas proyek atau melaksanakan pembelajaran dengan metode discovery learning dan Problem Based Learning (PBL) agar siswa dapat menggunakan kemampuannya dalam menalar, mengkomunikasikannya, kemudian bekerja sama untuk memecahkan masalah yang ada dengan cara yang kreatif dan inovatif.

1. Critical thinking and problem solving  

Sering kita sebut juga berpikir kritis dan menyelesaikan masalah. Siswa diajak untuk berpikir kritis melalui sebuah masalah. Oleh karena itu, pembelajaran seperti itu dapat distimulasi dengan cara, guru memberikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan Lalu siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut melalui diskusi atau praktik. Hal ini untuk melatih kemampuan menalar siswa hingga siswa dapat mengungkap, menganalisa dan mencari solusi untuk permasalahan tersebut. Disini siswa dilatih untuk mengambil keputusan dengan baik.

2. Creativity and inovation

Dalam bahasa kita sering disebut kreatif dan inovatif. Untuk memecahkan suatu masalah, tentu perlu solusi yang tepat. Agar masalah yang ada tidak menimbulkan masalah baru lagi.

Di sinilah siswa dituntut untuk kreatif dan inovatif untuk mencari solusinya. Agar masalah selesai dan tak membawa dampak buruk kedepannya. Pada akhirnya siswa akan dilatih keterampilan berpikir dan mengembangkan rasa ingin tahunya.

3. Communication    

Communication dapat pula kita artikan mengkomunikasikan. Agar permasalahan tersebut lebih ringan untuk diselesaikan, maka membangun komunikasi antar siswa atau siswa dengan guru sangatlah diperlukan.

Komunikasi ini tak harus melalui suatu diskusi. Namun dapat juga melalui presentasi hasil kerja siswa atau menyaksikan pementasan. Dalam hal ini siswa dilatih untuk berani mengungkapkan pendapatnya, mengembangkan idenya dan percaya diri.

4. Colaboration.

Colaboration atau bekerja sama dalam melakukan suatu aktifitas akan lebih meringankan beban dan tugas yang didapat. Siswa dapat berkelompok dalam menyelesaikan tugas proyek yang diamanahkan.

Dalam kegiatan ini, siswa dilatih untuk bekerja mandiri dalam dunia global dan bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakannya.

Jadi dalam pembelajaran, setidaknya ada beberapa kemampuan siswa yang dapat dilatih dan dikembangkan, yaitu kemampuan menalar, menulis dan menuangkan ide, mengkomunikasikan suatu ide, menilai dan mengambil keputusan dengan baik dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.

penulis
admin

Tulisan Lainnya

Ppdb Online
Oleh : admin

Ppdb Online

Oleh : admin

Makanan Khas Jepang

Pelatihan Blog
Oleh : admin

Pelatihan Blog

0 Komentar

KELUAR